Quote:
Kita sering mendengar kampanye agar tiap ibu yang baru melahirkan memberikan ASI pada sang buah hati, bahkan sebisa mungkin ASI eksklusif, yaitu ASI tanpa makanan lain pendamping ASI selama setidaknya 6 bulan pertama usia bayi. ASI memang makanan yang paling cocok untuk bayi manusia, demikian pula halnya dengan susu sapi, tentunya paling cocok untuk bayi sapi, dan bukan bayi manusia. Untuk lebih meyakinkan, berikut beberapa keunggulan ASI dibanding dengan susu formula. Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
|
Quote:
para orang-tua, sebaiknya memberikan yg terbaik saja buat konsumsi bayi2nya, yakni ASI. adakah buat bayi yg lebih baik daripada ASI? |
Spoiler for 10 Kesalahan Saat Menyusui:
10 Kesalahan Saat Menyusui
Tidak semua ibu baru bisa langsung mengeluarkan ASI, dan ini bisa membuat si ibu menjadi stres. Ketidakmampuan menyusui akan dianggap sebagai kegagalan menjadi ibu. Padahal, mengingat menyusui adalah hal paling alami di dunia ini, seharusnya semua perempuan bisa menyusui. Mungkin Anda hanya melakukan kesalahan dalam mempelajarinya. Ann Grauer, CD(DONA), LCCE, FACCE, konsultan laktasi di Milwaukee, membeberkan 10 jenis kesalahan yang kerap dilakukan ibu baru saat menyusui.
1. Berpisah dari bayi usai melahirkan
Anda tentu mengenal program inisiasi menyusu dini. Program ini sedang gencar dilakukan untuk meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak. Sayangnya, masih ada dokter atau perawat yang tidak begitu mempedulikan program ini. Mereka akan langsung membawa bayi ke kamar bayi, sehingga si ibu tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan bonding dengan bayinya.
Nah, kecuali ada alasan medis sehingga bayi langsung dipisahkan dari ibunya, jagalah agar bayi tetap bersama Anda. Selain memfasilitasi kebiasaan menyusui, program inisiasi menyusui dini ini juga akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi, lho.
"Begitu bayi lahir, letakkan di atas dada Anda," kata Grauer. "Hangatkan tubuhnya. Bayi baru melalui suatu proses yang menakjubkan, dan ia membutuhkan detak jantung dan suara Anda untuk merasa aman. Sebelum lahir, bayi kan merasa hangat selama 24 jam sehari. Jika Anda hanya mendekapnya selama 12 jam, berarti jatahnya berkurang separuh. Coba Anda lihat dari sudut pandang bayi."
2. Menempel pada sisi yang salah
Mulut bayi harus terbuka lebar supaya ia tidak hanya mengisap bagian puting, tetapi juga areola payudara Anda. Jika bayi tidak menempel dengan benar, ia tidak akan mendapatkan seluruh air susu yang diperlukannya, sementara Anda juga akan mengeluh puting Anda nyeri. "Gelitik area di antara hidup dan mulut bayi dengan puting Anda," saran Grauer. "Hal ini bisa membuat bayi membuka mulutnya lebih lebar. Kemudian pindahkan dia ke atas payudara dengan cepat. Anda pasti kaget betapa besar perbedaannya."
3. Jadi stres ketika sesi menyusui tidak berjalan lancar
Tidak semua ibu akan langsung mengeluarkan ASI. Sebagian perempuan harus mempelajarinya lebih dulu, begitu pula si bayi. Jika percobaan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, ini tidak langsung berhasil, jangan langsung stres.
"Bayi butuh Anda menjadi tenang," kata Grauer. "Ambillah nafas dalam dan perlahan. Ketika bayi menjadi gelisah, Andalah yang harus tenang. Bayi tidak menghadapi masalah, kok. Dia hanya frustrasi. Semakin Anda tenang, semakin mudah untuk menenangkannya juga."
4. Mencari posisi yang benar untuk menyusui
Tak perlu lagi lah, belajar dan mempraktikkan posisi ideal untuk menyusui. Beberapa posisi tertentu mungkin menguntungkan untuk si ibu, namun posisi menyusui sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. "Itulah konsep yang selama ini disodorkan pada kita. Yang penting, Anda merasa nyaman, lalu letakkan bayi di atas dada Anda. Kepalanya di bawah dagu Anda, dan perutnya di atas perut Anda. Bayi akan bergerak sendiri ke arah payudara, kemudian Anda berdua akan menemukan posisi yang pas," ungkap Grauer.
5. Tidak mendapatkan dukungan
Anda mungkin kerap mendengar cerita "horor" mengenai persalinan dan menyusui. Jika Anda selalu dikelilingi oleh pengaruh negatif, carilah dukungan yang positif. Jika Anda tidak memiliki teman dekat atau keluarga yang memiliki pengalaman menyusui yang baik, carilah komunitas ibu baru. AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, www.aimi-asi.org) salah satunya. Dukungan dari ibu ke ibu akan sangat berarti ketika Anda sudah membawa bayi pulang ke rumah.
6. Membuat bayi mengikuti jadwal menyusui
"Bayi punya kebutuhan, bukan keinginan," kata Grauer. Artinya, bayi akan ingin menyusu ketika lapar. Jadi, tawarkan dulu ASI Anda, karena menyusu bukan masalah makanannya. Memberlakukan jadwal menyusu pada bayi yang baru lahir itu seperti mencoba menggiring kucing. Tidak akan sukses, dan hanya akan membuat Anda dan si bayi frustrasi.
7. Memberikan susu botol atau dot terlalu cepat
Entah karena suami ingin merasakan memberikan susu untuk bayi, atau Anda butuh rileks bersama teman-teman Anda, sesekali bayi juga bisa mendapatkan alternatif pengganti payudara Anda. Namun pastikan memberikan ASI sudah berjalan baik sebelum memperkenalkan bayi pada puting buatan seperti dot.
"Jika Anda bisa memberikan tiga atau empat minggu pertama untuk mengenalkan sesi menyusui, Anda akan bisa menawarkan dot atau susu botol kapan saja, asalkan menyusui berjalan lancar," kata Grauer. Bila diperkenalkan terlalu cepat, bayi akan melupakan proses menyusui tadi.
8. Berhenti menyusui karena harus bekerja lagi
Semua ibu pasti berat meninggalkan bayinya, ketika cuti hamil sudah berakhir. Selain itu, Anda juga akan menemukan tantangan baru, seperit menemukan tempat yang bersih dan tenang untuk memompa ASI, dan mengkoordinasikan waktu sepanjang hari. Jangan lekas menyerah dengan tantangan ini.
"Berbicara dengan atasan akan sangat membantu," papar Grauer. "Ia mungkin memiliki solusi dimana Anda bisa memompa ASI. Atasan juga akan lebih mengerti ketika Anda harus meninggalkan rapat sebelum waktunya."
9. Tidak percaya diri
"Kesalahan terbesar saya adalah selalu meragukan diri saya mengenai keputusan menyusui," kata Jennifer M, seorang ibu di Chicago. Hal ini hanya akan menimbulkan pengalaman buruk, seperti ibu baru yang gelisah dan kelelahan, serta bayi yang menangis terus tanpa Anda tahu sebabnya.
10. Terlalu cepat menyapih
Ada ibu yang hanya bisa menyusui selama 2 bulan, ada pula yang menyusui hingga bayinya berusia 3 tahun. Semua itu tergantung pada Anda dan si bayi. Berapapun jumlah ASI, itu memberi manfaat untuk Anda dan bayi. Ketika sudah waktunya menyapih, Anda akan tahu sendiri. "Saya senang karena saya tidak mengacuhkan nasihat orang lain tentang menyapih, dan membiarkan hal itu terjadi secara alami," ujar Jenna G, seorang ibu di Boston, yang baru menyapih ketika anaknya berusia 3 tahun.
sumber
Tidak semua ibu baru bisa langsung mengeluarkan ASI, dan ini bisa membuat si ibu menjadi stres. Ketidakmampuan menyusui akan dianggap sebagai kegagalan menjadi ibu. Padahal, mengingat menyusui adalah hal paling alami di dunia ini, seharusnya semua perempuan bisa menyusui. Mungkin Anda hanya melakukan kesalahan dalam mempelajarinya. Ann Grauer, CD(DONA), LCCE, FACCE, konsultan laktasi di Milwaukee, membeberkan 10 jenis kesalahan yang kerap dilakukan ibu baru saat menyusui.
1. Berpisah dari bayi usai melahirkan
Anda tentu mengenal program inisiasi menyusu dini. Program ini sedang gencar dilakukan untuk meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak. Sayangnya, masih ada dokter atau perawat yang tidak begitu mempedulikan program ini. Mereka akan langsung membawa bayi ke kamar bayi, sehingga si ibu tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan bonding dengan bayinya.
Nah, kecuali ada alasan medis sehingga bayi langsung dipisahkan dari ibunya, jagalah agar bayi tetap bersama Anda. Selain memfasilitasi kebiasaan menyusui, program inisiasi menyusui dini ini juga akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi, lho.
"Begitu bayi lahir, letakkan di atas dada Anda," kata Grauer. "Hangatkan tubuhnya. Bayi baru melalui suatu proses yang menakjubkan, dan ia membutuhkan detak jantung dan suara Anda untuk merasa aman. Sebelum lahir, bayi kan merasa hangat selama 24 jam sehari. Jika Anda hanya mendekapnya selama 12 jam, berarti jatahnya berkurang separuh. Coba Anda lihat dari sudut pandang bayi."
2. Menempel pada sisi yang salah
Mulut bayi harus terbuka lebar supaya ia tidak hanya mengisap bagian puting, tetapi juga areola payudara Anda. Jika bayi tidak menempel dengan benar, ia tidak akan mendapatkan seluruh air susu yang diperlukannya, sementara Anda juga akan mengeluh puting Anda nyeri. "Gelitik area di antara hidup dan mulut bayi dengan puting Anda," saran Grauer. "Hal ini bisa membuat bayi membuka mulutnya lebih lebar. Kemudian pindahkan dia ke atas payudara dengan cepat. Anda pasti kaget betapa besar perbedaannya."
3. Jadi stres ketika sesi menyusui tidak berjalan lancar
Tidak semua ibu akan langsung mengeluarkan ASI. Sebagian perempuan harus mempelajarinya lebih dulu, begitu pula si bayi. Jika percobaan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, ini tidak langsung berhasil, jangan langsung stres.
"Bayi butuh Anda menjadi tenang," kata Grauer. "Ambillah nafas dalam dan perlahan. Ketika bayi menjadi gelisah, Andalah yang harus tenang. Bayi tidak menghadapi masalah, kok. Dia hanya frustrasi. Semakin Anda tenang, semakin mudah untuk menenangkannya juga."
4. Mencari posisi yang benar untuk menyusui
Tak perlu lagi lah, belajar dan mempraktikkan posisi ideal untuk menyusui. Beberapa posisi tertentu mungkin menguntungkan untuk si ibu, namun posisi menyusui sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. "Itulah konsep yang selama ini disodorkan pada kita. Yang penting, Anda merasa nyaman, lalu letakkan bayi di atas dada Anda. Kepalanya di bawah dagu Anda, dan perutnya di atas perut Anda. Bayi akan bergerak sendiri ke arah payudara, kemudian Anda berdua akan menemukan posisi yang pas," ungkap Grauer.
5. Tidak mendapatkan dukungan
Anda mungkin kerap mendengar cerita "horor" mengenai persalinan dan menyusui. Jika Anda selalu dikelilingi oleh pengaruh negatif, carilah dukungan yang positif. Jika Anda tidak memiliki teman dekat atau keluarga yang memiliki pengalaman menyusui yang baik, carilah komunitas ibu baru. AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, www.aimi-asi.org) salah satunya. Dukungan dari ibu ke ibu akan sangat berarti ketika Anda sudah membawa bayi pulang ke rumah.
6. Membuat bayi mengikuti jadwal menyusui
"Bayi punya kebutuhan, bukan keinginan," kata Grauer. Artinya, bayi akan ingin menyusu ketika lapar. Jadi, tawarkan dulu ASI Anda, karena menyusu bukan masalah makanannya. Memberlakukan jadwal menyusu pada bayi yang baru lahir itu seperti mencoba menggiring kucing. Tidak akan sukses, dan hanya akan membuat Anda dan si bayi frustrasi.
7. Memberikan susu botol atau dot terlalu cepat
Entah karena suami ingin merasakan memberikan susu untuk bayi, atau Anda butuh rileks bersama teman-teman Anda, sesekali bayi juga bisa mendapatkan alternatif pengganti payudara Anda. Namun pastikan memberikan ASI sudah berjalan baik sebelum memperkenalkan bayi pada puting buatan seperti dot.
"Jika Anda bisa memberikan tiga atau empat minggu pertama untuk mengenalkan sesi menyusui, Anda akan bisa menawarkan dot atau susu botol kapan saja, asalkan menyusui berjalan lancar," kata Grauer. Bila diperkenalkan terlalu cepat, bayi akan melupakan proses menyusui tadi.
8. Berhenti menyusui karena harus bekerja lagi
Semua ibu pasti berat meninggalkan bayinya, ketika cuti hamil sudah berakhir. Selain itu, Anda juga akan menemukan tantangan baru, seperit menemukan tempat yang bersih dan tenang untuk memompa ASI, dan mengkoordinasikan waktu sepanjang hari. Jangan lekas menyerah dengan tantangan ini.
"Berbicara dengan atasan akan sangat membantu," papar Grauer. "Ia mungkin memiliki solusi dimana Anda bisa memompa ASI. Atasan juga akan lebih mengerti ketika Anda harus meninggalkan rapat sebelum waktunya."
9. Tidak percaya diri
"Kesalahan terbesar saya adalah selalu meragukan diri saya mengenai keputusan menyusui," kata Jennifer M, seorang ibu di Chicago. Hal ini hanya akan menimbulkan pengalaman buruk, seperti ibu baru yang gelisah dan kelelahan, serta bayi yang menangis terus tanpa Anda tahu sebabnya.
10. Terlalu cepat menyapih
Ada ibu yang hanya bisa menyusui selama 2 bulan, ada pula yang menyusui hingga bayinya berusia 3 tahun. Semua itu tergantung pada Anda dan si bayi. Berapapun jumlah ASI, itu memberi manfaat untuk Anda dan bayi. Ketika sudah waktunya menyapih, Anda akan tahu sendiri. "Saya senang karena saya tidak mengacuhkan nasihat orang lain tentang menyapih, dan membiarkan hal itu terjadi secara alami," ujar Jenna G, seorang ibu di Boston, yang baru menyapih ketika anaknya berusia 3 tahun.
sumber
Quote:
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3 %. |
10 Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif
Spoiler for 10 Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif:
10 Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif
Quote:
Bayi yang tidak diberi ASI, setidaknya hingga usia 6 bulan, lebih rentan terkena penyakit |
“Masalahnya, promosi ASI ekslusif kalah jauh dari promosi susu formula. Sehingga, kesadaran pentingnya asupan ASI untuk bayi masih rendah,” kata Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Kementrian Kesehatan, dr Budiharja di acara Seminar Peningkatan Pemberian ASI Eskslusif dalam mendukung MDG'S di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa 29 Maret 2011.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, pemberian ASI di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun.
Padahal selain bisa menurunkan angka kekurangan gizi, banyak manfaat lainnya yang bisa diperoleh dari ASI untuk bayi. Berikut keuntungan pemberian ASI eksklusif pada bayi:
- Enam hingga delapan kali lebih jarang menderita kanker anak (leukemia limphositik, Neuroblastoma, Lympoma Maligna)
- Risiko dirawat dengan sakit saluran pernapasan 3 kali lebih jarang dari bayi yang rutin konsumsi susu formula
- Sebanyak 47 persen lebih jarang diare
- Mengurangi risiko alami kekurangan gizi dan vitamin
- Mengurangi risiko kencing manis
- Lebih kebal terkena alergi
- Mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah
- Mengurangi penyakit menahun seperti usus besar
- Mengurangi kemungkinan terkena asma
- Mengurangi risiko terkena bakteri E sakazakii dari bubuk susu yang tercemar
Spoiler for Tetaplah Menyusui Saat Hamil:
Tetaplah Menyusui
Saat Hamil
Saat Hamil
Pada saat menyusui maka hipofisis akan mengeluarkan hormon oksitosin, secara teoritis hormon ini dapat menyebabkan kontraksi rahim, sehingga dikhawatirkan mengganggu kehamilan.
Tetapi para ahli mengatakan bahwa kandungan (rahim) tidak responsif terhadap hormon ini sampai kehamilan 24 minggu. Dengan rahim yang sehat, maka oksitosin tidak cukup berfungsi menyebabkan kontraksi, kecuali kehamilan sudah usia maksimal dan leher rahim ada gangguan. Kemudian pada wanita yang sedang menyusui kemudian hamil maka hormon progesteron akan meningkat, sehingga menyebabkan produksi ASI akan berkurang.
Jadi secara umum ibu yang menyusui saat hamil, insyaallah tidak menghadapi permasalahan serius, jika memang kondisi badan dan kehamilannya sehat (tidak ada riwayat prematur, perdarahan dll). Tapi jika kemudian terjadi kontraksi yang cukup kuat, atau ada perdarahan, maka sebaiknya menyusui segera dihentikan saja.
Quote:
Agar janin di dalam kandungan tetap sehat dan kebutuhan gizinya tercukupi, maka ibu harus memperhatikan asupan makananya yaitu dengan makan yang bergizi dan cukup banyak. Janin didalam kandungan akan tetap sehat jika ibunya sehat. Sedangkan untuk anak yang menyusui sebaiknya diberi makanan tambahan karena biasanya asi jumlahnya sedikit, sehingga tidak mencukupi kebutuhan gizinya. |
Spoiler for Amankah Menyusui saat Hamil ?:
Amankah Menyusui
saat Hamil ?
saat Hamil ?
Quote:
Seorang ibu yang masih menyusui bayinya dan kemudian -sengaja atau tanpa rencana- mengetahui bahwa dirinya hamil, biasanya akan mempertanyakan apakah proses menyusui tetap boleh dilanjutkan atau berbahayakah itu bagi kehamilannya. Pada sebagian besar kasus, menyusui saat hamil relatif aman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah kecukupan nutrisi dan cairan bagi si ibu. Karena di samping ia membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan menyusui bayinya, di sisi lain ia juga sedang hamil dan membutuhkan pula extra nutrisi untuk si janin dalam kandungannya. Nutrisi yang seimbang ini tentunya bisa dicukupi dari cakupan diet sehat, atau juga dengan bantuan suplemen seperti tablet vitamin. Cairan juga adalah hal yang penting diperhatikan, karena ibu menyusui jangan sampai mengalami kondisi dehidrasi. ASI akan tetap dapat diproduksi walaupun seiring berjalannya usia kehamilan juga akan menurun dengan sendirinya, komposisi dan rasa di dalam ASI juga akan berubah biasanya – dan ini juga akan menjadi faktor dimana si bayi lambat laun akan mulai berhenti minum ASI. |
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ada suatu pemikiran -atau bahkan kekuatiran- dari si ibu bahwa proses menyusui dapat menimbulkan semacam kontraksi rahim dan apakah ini akan membahayakan kehamilan yang sedang berlangsung. Pada dasarnya hal ini bisa saja terjadi, walaupun biasanya hanyalah kontraksi minimal dan ringan dan sementara. Tapi jika kontraksi sering terjadi apalagi disertai flek-flek, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter dan mungkin perlu untuk menghentikan proses menyusui. Apalagi jika si ibu memiliki riwayat melahirkan prematur atau gangguan kontraksi rahim, maka biasanya disarankan untuk tidak menyusui selagi hamil.
Hal minor lainnya adalah, saat hamil biasanya -akibat pengaruh hormon kehamilan- payudara dan nipple si ibu akan relatif sensitif sehingga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman saat menyusui si bayi. Jadi penting untuk memperhatikan dan merawat payudara dan nipple dengan baik.
Jadi kira-kira itulah poin-poin penting yang perlu diperhatikan bagi ibu hamil yang juga tetap menyusui si kecil. Support dari suami dan keluarga tentulah juga faktor psikologis yang akan berdampak positif bagi proses kehamilan dan menyusui tersebut. Good luck, moms!
Spoiler for Keunggulan Asi Dan Manfaat Menyusui:
Keunggulan Asi Dan Manfaat Menyusui
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
Quote:
. 1. ASPEK GIZI Quote:
Quote:
Quote:
|
Quote:
. 2. ASPEK IMUNOLOGIK • ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. • Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. • Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan. • Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. • Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu. • Faktor Bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. |
Quote:
. 3. ASPEK PSIKOLOGIK • Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI. • Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut. • Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. |
Quote:
. 4. ASPEK KECERDASAN • Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. • Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 pointlebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI. |
Quote:
. 5. ASPEK KECERDASAN Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna. |
Quote:
. 6. ASPEK EKONOMIS Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya. |
Quote:
. 7. ASPEK PENUNDAAN KEHAMILAN Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL). |
Spoiler for Perbandingan kadar Nutrisi & Kebutuhannya:
Komentar
Posting Komentar